SOKOGURU, BANDUNG- Para inovator, peneliti, wirausaha, dan praktisi teknologi yang memiliki ide-ide cemerlang atau berdampak di tiga bidang utama yaitu Transisi Energi, Pertanian Berkelanjutan, dan Ekonomi Sirkular, kini bisa menuangkannya dalam Kompetisi inovasi iklim tahunan, Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2025.
Kompetisi CIIC, kembali hadir di tahun ini dengan misi yang semakin relevan dan mendesak yakni mendorong lahirnya solusi nyata untuk menghadapi tantangan iklim yang kian kompleks.
Hal itu disampaikan Cytra Ria Atmanegara, Content and Design Manager di Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Institut Teknologi Bandung (DKST ITB), dalam keterangan resmi yang diterima Sokoguru, Sabtu, 26 April 2025.
“Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, CIIC tahun ini juga secara khusus mendorong pemanfaatan artificial intelligence (AI) sebagai katalis untuk perubahan di seluruh lintas sektor tersebut,” ujarnya.
Dengan total hadiah sebesar Rp10 miliar, CIIC 2025 tidak hanya menawarkan pendanaan, tetapi juga akses ke jaringan strategis, dukungan ekosistem, dan peluang untuk mengembangkan solusi dalam skala yang lebih luas, baik nasional maupun regional.
Pendaftaran telah resmi dibuka dan ditutup sebelum 4 Juni 2025. Para peserta yang berminat mengikuti kompetisi dapat mengakses situs climateimpactinnovations.com.
Kompetisi itu terbuka untuk peserta dari berbagai latar belakang dan sektor, baik individu maupun tim.
Adapun kompetisi diselenggarakan oleh East Ventures dan Temasek Foundation, serta berkolaborasi dengan antarpemangku kepentingan yang memiliki komitmen kuat terhadap inovasi dan keberlanjutan.
Baca juga: Kolaborasi ITB dan USTP Perkuat Inovasi dan Riset Indonesia- Filipina
Salah satunya, CIIC berkolaborasi dengan DKST ITB. CIIC bertujuan menjadi platform terbuka bagi gagasan-gagasan baru yang berani dan berbasis pada dampak. (SG-1)